@misc{Kumari, author = {Kumari, Fatrawati}, title = {Mengada sebagai strategi budaya dalam pandangan Erich Fromm (Application of Fromm's being mode as a cultural strategy). Thesis Universitas Gadjah Mada, 2002, 172 pp.}, abstract = {Erich FROMM's and Herbert Marcuse's contributions are indispensable for penetrating the most obscure recesses of contemporary society. Reflections on their works are presented that should (1) help clarify the general outline of their respective critical endeavors, and (2) facilitate critical appraisal of the key points in the thought of both masters. The congruence of different traditions is examined in both cases, ie, the Jewish heritage, association with the Frankfurt school, the impact of the United States experience, and their respective rediscovery and selective use of Freudian concepts.}, language = {mul} } @misc{Habib, author = {Habib, Zainal}, title = {Pancasila sebagai pola dasar budaya Indonesia dalam analisis Erich Fromm (= Pancasila as the Indonesian cultural archetype in analysis of Erich Fromm), Dissertation Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta / Indonesien 2001}, abstract = {This research discussed about Basic patterns of Indonesian culture based on Fromm's analysis which is aimed to find out various possibilities of Fromm's philosophical thoughts application for contemporary social problems, especially in Pancasila society. This research is a philosophical research, the writer uses the historical, hermeneutical, and heuristical approaches. After the research was undertaken, it was concluded that; Fromm's critique on crisis that happened in socio-cultural realities was rooted in his concept of human 'nature' and social character. Socio-cultural realities of society, according to Fromm, were dynamic adaptation result between human needs and their environment whose specific character structure (productive character and non-productive character). In order to escape from the crisis, Fromm followed the thought of Four Noble Truths of Buddhism, change principles from Marx, and healing method from Freud. In additional to those thought, Fromm also had hope on spiritualism. Philosophical analysis of Fromm will be helpful to pay more attention to the crisis in Indonesia socio-cultural realities that had supreme values in Pancasila as basic patterns of Indonesian culture, as well as efforts to realize those supreme values in Indonesia.}, language = {mul} } @misc{Abraham, author = {Abraham, John}, title = {Pengabdian Abdidalem sebagai Implementasi Kecintaan terhadap Keraton Kasunanan Surakarta dalam Perspektif Filsafat Manusia Erich Fromm Abdidalem's Devotion as the Implementation of Love to Keraton Kasunanan Surakarta in Perspective of Philosophy of Man by Erich Fromm, Master's thesis, Philosophy, Gadjah Mada University, Yogyakarta, Java, Indonesia 2016, Indonesian. - Only abstract and content available.}, abstract = {Tesis yang berjudul >Pengabdian Abdidalem sebagai Implementasi Kecintaan terhadap Keraton Kasunanan Surakarta dalam Perspektif Filsafat Manusia Erich Fromm< ini dilakukan dalam ranah filsafat. Penelitian ini dilaksanakan karena penelitian yang merujuk pada kearifan lokal di Indonesia dapat dikatakan masih berada pada tataran deskriptif saja, minim dalam hal analisanya, dan menempatkan kearifan lokal sebagai warisan leluhur yang mandek karena dilandasi oleh mitos masa lalu yang dipandang irrasional. Penelitian ini dengan menggunakan filsafat manusia dari Erich Fromm, mencoba membongkar hal-hal yang dianggap irrasional tersebut dengan menghubungkannya pada kondisi asali manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami filsafat manusia dari Erich Fromm; memahami perkembangan historis, identitas diri, peranan abdidalem, serta berbagai hal lainnya yang berhubungan dengan pengabdian abdidalem keraton Kasunanan Surakarta; kemudian memahami faktor pendorong yang mendasari pengabdian abdidalem keraton Kasunanan Surakarta dengan menganalisanya menggunakan filsafat manusia dari Erich Fromm. Metode penelitian yang digunakan adalah metode hermeneutika filosofis, dimulai dengan mendeskripsikan objek formal dan material, menginterpretasi filsafat manusia Erich Fromm dan pengabdian para abdidalem keraton Kasunanan Surakarta, memahai secara holistik, dan melakukan refleksi dengan mencari hubungan konsep-konsep dalam teori filsafat manusia dari Erich Fromm yang merujuk pada analisis terhadap pengabdian para abdidalem keraton Kasuananan Surakarta, dan langkah terakhir adalah menyusun hasil yang dicapai dari penelitian yang telah dilakukan. Model pengumpulan data yang digunakan adalah model penelitian kepustakaan dengan didukung oleh data dari penelitian lapangan berupa wawancara. Kesimpulan dari penelitian ini secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Filsafat manusia dari Erich Fromm mendasarkan pada pemahaman kondisi eksistensial manusia yang paradoks, keterasingan dengan berbagai dikotomi yang bersifat kontradiksi dan membingungkan yang secara esensial menjadi permasalahan yang mendorong manusia untuk segera mengatasinya. 2. Pengabdian abdidalem keraton Kasunanan Surakarta mengalami perkembangan secara historis, yang berkaitan dengan perubahan orientasi, identitas, peranan, serta posisinya sebagai komponen dalam kemanunggalan di dalam lingkungan keraton Kasunanan. 3. Pengabdian dari abdidalem keraton Kasunanan Surakarta pada masa kemerdekaan apabila dipahami dari sudut pandang pemikiran Fromm memperlihatkan suatu bentuk cinta persaudaraan yang bersifat universal tanpa merusak individualitas masing-masing dan mampu mengatasi perbedaan untuk terjalinnya keharmonisan yang merupakan kebutuhan yang berasal dari kondisi eksistensial manusia.}, language = {mul} } @misc{RanggaErfizal, author = {Rangga Erfizal, Muhammad}, title = {Ruang Lingkup Perang dalam perspektif teori Agresi Erich Fromm The Scope of War in the Perspective of Erich Fromm's Aggression Theory, Bachelor thesis, Philosophy, Gadjah Mada University, Yogyakarta, Java, Indonesia 2016, Indonesian. - Only abstract and content available.}, abstract = {Penelitian ini berjudul >Ruang Lingkup Perang dalam perspektif teori Agresi Erich Fromm<. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sebuah realita kehidupan manusia. Perang memiliki latar belakang dan tujuan berbeda dari masing-masing individu dan kelompok. Hal ini sering dipertanyakan apakah perang merupakan sebuah kehendak manusia. Peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh mengenai pandangan masyarakat tradisional dan modern dalam memandang perang. Penelitian ini bertujuan untuk mengupas pandangan manusia dalam melihat perang dengan menggunakan teori Erich Fromm dalam konsep Agresinya. Kekerasan muncul disebabkan oleh kondisi eksistensial manusia yang tidak dapat berkembang ke arah kebaikan. Kondisi eksistensial yang buruk menyebabkan manusia bertindak sadis. Erich Fromm membagi ke dalam dua jenis agresi. Pertama, agresi defensif yang secara biologis telah terprogram dalam diri manusia, fungsinya sebagai alat bertahan, juga ada pada binatang yang muncul ketika kepentingannya terancam. Kedua, agresi destruktif yang tidak terprogram secara biologis dan hanya dimiliki manusia, agresi ini muncul semata-mata dipengaruhi oleh nafsu untuk mendominasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan sudut pandang masyarakat tradisional dan modern dalam memandang perang dengan tinjauan Teori Agresi Erich Fromm. Objek material dalam penelitian ini adalah kehendak berperang manusia. Objek formal penelitian adalah Teori Agresi Erich Fromm. Penelitian ini menggunakan kajian sistematis reflektif dengan pengambilan dan analisis data melalui studi pustaka, baik dari buku-buku, jurnal, karya ilmiah yang berkaitan dengan judul penelitian. Metode yang digunakan adalah sistematis reflektif secara filosofis. Analisis penelitian ini menggunakan unsur metodis deskripsi, interpretasi, kesinambungan historis dan refleksi kritis. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: memperoleh pemahaman mengenai kehendak berperang manusia yang menjadi realitas tidak dapat dihindari, sehingga membuat manusia berjuang untuk melakukan kekerasan. Dalam hal ini, kekerasan digunakan oleh manusia karena merasa terasing oleh keadaan di sekitarnya. Manusia tradisional maupun modern sering terjebak dalam keadaan destruktif yang memaksanya untuk melakukan kekerasan. Perkembangan masyarakat memaksa manusia untuk bergerak lebih dinamis, secara langsung menghubungkan manusia yang tadinya terpisah menjadi makhluk sosial, hal ini memotivasi manusia untuk mendominasi manusia lainnya. Perang merupakan keniscayaan hidup dalam perjalanan peradaban umat manusia.}, language = {mul} } @misc{Sutarno, author = {Sutarno,}, title = {Seni Mencintai Menurut Erich Fromm - Telaah atas Buku >The Art of Loving< (Erich Fromm) [The Art of Loving according to Erich Fromm - Review of >The Art of Loving< (Erich Fromm)], Bachelor thesis, Aqidah and Philosophy, Faculty Ushuluddin, Sunan Kalijaga State Islamic University Yogyakarta, Java, Indonesia 2006, 73 pp., Indonesian.}, abstract = {Mencintai seseorang adalah suatu tindakanYang memanifestasikan rasa kasih saying yang sangat manusiawi dan universal. Akan tetapi dalam prakteskoya mencintai dan dicintai pada sebagian orang mencerminkan dehumanisasi, baik dalam engawali, berproses maupun mrencanakan (menggapai) tujuan bersama. Hal ini disebabkan sebagian orang tersebut terbujuk kesandaran palsu ideologi kiapitalisme, inilah tesis Erich Fromm yang melandasi pembuatan bukunya >The Art of Loving<. Berangkat dari alasan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memahami landasan filsafat psikoanalisa Erich Fromm, konsep seni mencintainya sertamemahami apakah ada hubungan antara landasan filsafat psikoanalisa Erich Fromm dengan konsep seni mencintai Erich Fromm Metode penelitian yang digunakan untuk mencapai ketiga tujuan tersebut herjenis penelitian kualitatatif yang berorientasi pada kajian literature (Library research). Tehnik membaca yang dipergunakan pada riset ini adalah tehnik membaca pada tingkat simbolik dan membaca pada tingkat semantic. Kedua tehnik ini bertujuan menangkap dan memahami makna kebudayaan munsia, nila-nilai, symbol-simbol, pemikiran-pemikiran serta kelakuan manusia yang memiliki sifat ganda yang terdapt dalam buku > The Art of Loving< Erich Fromm. Melalui pendeskripsian bab dua Landasan Ilmu Psikoanalisa Erich Fromm dan bab tiga Deskripsi Singkat Buku >The Art of Loving< Erich Fromm kemudian menganalisanya pada bab empat, jawaban yang dihadirkan pada bab penutup sebagai berikut: (1) Landasan filsafat psikoanalisa Erich Fromm meliputi: (a) filsafat utopianisme. Mengikuti teori pengembangan landasan filsafat ilmu, maka filsafat utopianisme. Mengikute teori pengembangan landasan filsafat ilmu, maka filsafat utopianisme merupakan dimensi ontologis psikoanalisa Erich Fromm, (b) dimensi epistemologis psikoanalisa Erich Fromm cerminan dari filsafat Materialisme historis. Fromm menggunakan filsafat Materialisme historis, dan, (c) Untuk dimensi aksiologisnya, psikoanalisa Fromm menggunakan teori yang terdapat dalam Zen Budhisme serta cerita-cerita Bible, dan (2). Maksud dengan seni mencintai dalam buku >The Art of Loving< Erich Fromm adalah seni yang berlatar belakang pengetahuan cinta dalam upaya pengembangan totalitas kepribadian secara aktif untuk tercapainya sebentuk orientasi produktif.}, language = {mul} }